Perkembangan Agama
Masa moderen
ini memberi landasan intelektual bagi pembaruan di berbagai bidang, termasuk
dalam bidang Agama. Dalam istilah Arab, pembaruan di kenal dengan nama Tajdid.
Adapun secara istilah, Tajdid di formulasikan sebagai upaya dan aktivitas untuk
mengubah kehidupan umat islamdari keadaan yang sedang berlangsung kepada
keadaan yang hendak di wujudkan demi upaya kesejahteraan, baik di dunia maupun
di akhirat, di kehendaki oleh islam. Kata pembaharuan islam mempunyai
makna”modernisasi”, yaitu ajaran islam yang bersifat relatif dan terbuka untuk
perubahan serta pembaruan.
Islam adalah
agama yang memberi kebebasan kepa umatnya untuk mengekspresikan diri asalkan
sesuai dengan kaidah ajaran islam Dan sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni
untuk beribadah kepada Allah SWT. Perjalanan sejarah umat islam telah
membuktikan bahwa setiap saat ada umat yang senantiasa berposisi sebagai
pemberi motivasi atau pembaru bagi masyarakat.
Salah satu
pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu aliran yang bernama Wahabiah
yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornyo adalah Muhammad bin Abdul
Wahab (1703-1787M) yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang
dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya untuk memperbaiki
kedudukan umat islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat
di kalangan umat islam saat itu. Paham tauhid mereka telah tercampur aduk oleh
ajaran tarikan yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia.
Di setiap
negara islam yang dikunjunginya, Muhammad bin Abdul Wahab melihat makam syekh
tarika yang bertebaran. Setiap kota, ke makam itu lah umat islam pergi dan
meminta pertolongan dari syekh, syekeh atau wali yang telah meninggal dunia di
pandang orang yang berkuasa. Perbuatan ini merupakan paham Wahabiah termasuk
syirik karena permohonan tersebut tidak di paham lagi dipanjatan kepada
Allha SWT.
Oleh karena
itu, tidak mengherankan apabila Muhammad bin Abdul Wahab memutuskan
perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok pemikiran sebagai berikut.
- Yang harus di sembah hanyalah Allah SWT. Dan orang yang menyembah selain dari-Nya telah diinyatakan musyrik.
- Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukann lagi kepada Allah, melainkan dari syekeh. Orang islam yang berperilaku demikian dinyatakan musyrik
- Menyebut nama nabi,syekeh,atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik.
- Meminta syafaat selain kepada Allah adalah juga merupakan syirik
- Benazar kepada selain dari Allah juga perbuatan syirik
- Memperoleh pengetahuan selain Al Quran, hadis, dan kias merupakan ke kufuran
- Tidak percaya kepada kada dan kadar Allah merupakan kekufuran
- Menafsirkan Al Quran dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk
mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi
dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan, dan lain-lain sehingga membawa
kepada paham syirik. Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab yang
mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah
sebagai berikut:
- Hanya Al Qurandan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran islam. Pendapat ulama bukanlah merupakan sumber.
- Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
- Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup.
Muhammad bin
Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya.
Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab juga di kembangkan di indonesia yang awalnya
di bawa oleh haji asal minangkabau, yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, Haji
Sumanik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar